Ruang Bisu Kita

Di sini, di ruangan ini. Terlalu banyak kenagan yang tercipta oleh dinding putih yang kokoh berdiri. Tepat hampir satu tahun yang lalu. Disini aku mendengar suaru lugu mu yang mengalir lewat udara. Disini aku melihat senyum mesra mu lewat angan ku. Disini aku menyentuh tangan mu lewat imajinasi ku. Di sini aku merasa hangatnya tatapan kedua bola mata mu. Disini, ditempat yang menjadi saksi bisu cinta kita.

Aku disini kau disana. Aku merindu, apakah kau tau? Hampir setahun yang lalu kita menjadi sepasang kekasih, walau aku disini kau disana. Menjalani hubungan jarak jauh yang sangat berwarna. Kau tertawa aku ikut tertawa, kau tersenyum aku ikut tersenyum, kau terluka aku ikut merasakannya. Karna aku selalu merasakan kau selalu disini, disamping ku, diruangan bisu ini. Walau ntah seberapa jarak yang membentang memisahkan raga ku dan raga mu. Yang aku tahu hanya hati ku selalu bersama hati mu. Tapi jarak tetaplah jarak, perlahan namun pasti kian mengikis hati mu yang kini bukan milik ku lagi. Setengah mati aku mencoba mempertahankan cinta kita, namun keegoisanku tetap tak bisa kau terima. Cara ku mencintai mu tak bisa kau terima dengan akal sehat mu. AKU BERSALAH.

Kau tahu? Setiap sudut ruangan ini selalu bercerita tentang mu. Kemana pun mata ku tertuju selalu kau yang mendiami dinding-dinding kosong ini. Suara mu selalu menari-nari mengisi kehampaan ku. Aku hampir gila melupakan mu. Bahkan mungkin memang sudah gila. Aku masih mencintai mu sampai saat ini aku menghembuskan nafas. Kenangan itu terlalu indah untuk ku lupakan. Aku masih mencintai mu sampai saat ini aku membuka mata. Wajah mu terlalu indah untuk ku buang.

Aku membutuhkan cairan cinta yang slalu kau suntikkan dialiran nadi ku. Aku menginginkan senyuman hangat yang slalu kau berikan disetiap pagi ku membuka mata dan malam ku menutup mata. Seperti saat hampir setahun yang lalu.

Dengan rindu.

Di ruangan yang membisu